Jumat, 08 Januari 2016

Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Istilah pertumbuhan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang dengan daerah lain, negara satu dengan negara lain. secara tradisional pertumbuhan memiliki peningkatan terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna pertumbuhan yang tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto suatu provinsi, kabupaten atau kota.

Pendapat mengenai definisi pertumbuhan ekonomi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
menurut pandangan para ekonom klasik (Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill), maupun para ekonom neoklasik (Robert sollow dan Trevor Swan), pada dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu:
  • jumlah penduduk
  • jumlah stok barang modal
  • luas tanah dan kekayaan alam, dan
  • tingkat teknologi yang digunakan.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami perumbuhan atau perkembangan apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya.

Prof. Simon Kunzet, mendefisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonmi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan.

M. P Todaro mendefinisikan pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses yang mantap dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang semakin besar.

Menurut Bodiono, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses pertumbuhan output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada kecenderungan (output perkapita untuk naik) yang bersumber dari prosesintern perekonomian tersebut, bukan berasal dari luar dan bersifat sementara. atau dengan kata lain bersifat self generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan suatu kekuatan atau mumentum bagi kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode-periode selanjutnya.

Sadono Sukirno berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Sehingga untuk mengetahuinya harus diadakan perbandingan pendapatan nasional dari tahun ke tahun, yang dikenal dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Munurut Para Ahli
Secara umum Teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori pertumbuhan ekonomi klasik dan neoklasik.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Frederich list (1789-1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut Frederich Listber adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen Theorien (teori tangga).

Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi dibagi 4 sebagai berikut:
  • Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia sebelum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat menggantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri.
  • Masa beternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berfikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam.
  • Masa bertani dan kerejinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam, kerajinan hanya usaha sampingan.
  • Masa kerajinan, industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan, melainkan sebagai kebutuhan untuk dijual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
Karu Bucher (1847-1930)
Tahap Perekonomian menurut Karu Bucher dapat dibagi menjadi 4
  • Rumah tangga tertutup
  • Rumah tangga kota
  • Rumah tangga bangsa
  • Rumah tangga dunia
Werner Sombart (1863-1947)
  • Prekapitalisme (Varkapitalisme)
  • Zaman kapitalis madya (buruh kapitalisme)
  • Zaman kapitalai raya (Hachkapitalismus)
  • Zaman kapitalis akhir (Spetkapitalismus)
Walt Whitmen Rosfow (1916-1979)
  • Masyarakat tradisional (Teh Traditional Society)
  • Persyaratan untuk lepas landas (Precondition For Take Off)
  • Lepas landas cake off
  • Perekonoian yang matang/dewasa (Matary Of Economic)
  • Masa perekonomian tingkat tinggi (Hish Mass Consumption)
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori pertumbuhan menurut Adam Smith
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan gaib) Pertumbuhan Ekonomi ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan:
  • Pertumbuhan penduduk
  • Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini:
  • sumber-sumber alam
  • tenaga kerja (pertumbuhan penduduk)
  • jumlah persediaan
David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.

Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik
Robert Sollow

Robert Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan output yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor infut utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.

Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Eysey Domar (1947) pertumbuhan ekonomi menurut Harrod dan Domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja.

Joshep Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru dibidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada perumbuhan ekonomi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam setiap masyarakat adalah:
Akumulasi Modal
Akumulasi Modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fisikal dan sumber daya manusia (human resources). Akumulasi modal akan terjadi jika ada proporsi dan kemudian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang. Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan dan barang-barang baru akan meningkatkan stok modal (capital stock) fisikal dari suatu negara (yaitu jumlah riil bersih dari semua barang-barang modal produktif secara fisikal) yang memungkinkan untuk mencapai tingkat output yang lebih besar.

Investasi-investasi produktif secara langsung ini ditambah dengan investasi-investasi infrastruktur sosial dan ekonomi yaitu jalan raya, listrik, air, sanitasi, komunikasi untuk mempermudah dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ekonomi. Ada lagi cara untuk menginvestasikan sumberdaya negara yaitu dengan cara tidak langsung. Instalasi fasilitas-fasilitas irigasi bisa memperbaiki kualitas lahan pertanian dengan peningkatan produktivitas per hektar.

Sama halnya dengan investasi tak langsung, investasi dalam sumber daya manusia (human invesment) bisa memperbaiki kualitasnya dan juga mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan lebih besar terhadap produksi, karena bertambahnya jumlah sumber daya manusia.

Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan angkatan kerja (labor force) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.

Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi menurut para ekonom. Kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisonal, seperti cara menanam padi, membuat pakaian atau membangun rumah. Ada 3 macam klasifikasi dari kemajuan teknologi, yaitu :

Netral
Kemajuan teknologi yang bersifat netral terjadi jika tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi-kombinasi faktor input yang sama. Inovasi-inovasi yang timbul dari pembagian kerja (division of labour) bisa menghasilkan tingkat ouput total yang lebih tinggi dan semua orang.

Hemat Tenaga Kerja (Labour Saving) atau Hemat Modal (Capital  Saving)
Kemajuan teknologi bisa bersifat hemat tenaga kerja atau hemat modal, yaitu tingkat output yang lebih tinggi bisa dicapai dengan kuantitas tenaga kerja atau input modal yang sama. Penggunaan komputer, traktor dan alat-alat mekanisasi lainnya yang merupakan mesin-mesin dan peralatan modern bisa diklasifikasikan sebagai hemat tenga kerja.

Kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat jarang sekali terjadi, karena hampir semua penelitian ilmiah dan perkembangan teknologi yang dilakukan di negara maju adalah bertujuan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modal. Tetapi untuk negara-negara sedang berkembang, maka kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat dibutuhkan. Metode produksi yang lebih efisien (biaya produksi rendah) adalah metode produksi yang padat tenaga kerja (labour intensive). Salah satu contohnya industri rumah, seperti industri tempe, tahu, dsb.

Kemajuan Teknologi Perluasan Tenaga Kerja (Capital Augmenting) atau Perluasan Modal (Capital Augmenting)
Kemajuan teknologi yang bersifat perluasan tenaga kerja terjadi jika kualitas atau keahlian angkatan kerja ditingkatkan, misalnya penggunaan video, televisi dan media komunikasi elektronik lainnya dalam memberikan pelajaran di kelas. Sementara itu kemajuan teknologi perluasan modal terjadi jika penggunaan modal secara lebih produktif, misalnya penggantian bahan untuk membuat bajak dari kayu menjadi baja dalam produksi pertanian.

Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (2010-2014)
Sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah dapat dilihat atau diukur dari tiga pendekatan yaitu, pendekatan faktor produksi (Neo Klasik), pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran yang meliputi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor. Dalam pendekatan faktor produksi, sumber pertumbuhan ekonomi dilihat dari faktor-faktor produksi yaitu modal (capital), tenaga kerja (man power) dan kemajuan teknologi (technology progress). Selanjutnya, untuk melihat sumber pertumbuhan ekonomi dari pendekatan sektoral yaitu dilihat dari sektor-sektor ekonomi. Sektor ekonomi dalam hal ini dapat dibagi dalam 3 sektor saja yaitu sektor primer (pertanian dan pertambangan), sektor sekunder dan kontruksi serta sektor tersier (jasa-jasa).

Perekonomian Indonesia tahun 2014 tumbuh sebesar 5,02%. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Informasi dan Komunikasi merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,02%, diikuti oleh Jasa Perusahaan sebesar 9,81% dan Jasa Lainnya sebesar 8,92%.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014, Industri Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,01%, diikuti oleh Perdagangan sebesar 0,66%.
Sruktur perekonomian Indonesia menurut lapangan usaha tahun 2014 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Industri Pengolahan (21,02%), pertanian, Kehutanan dan Perikanan (13,38%) dan Perdagangan (13,38%).

Untuk memberikan gambaran tentang sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka perlu diketahui komposisi dalam PDB baik dari sisi produksi maupun penggunaan yang diketahui sektor mana yang memberikan kontribusi terbesar. Dari pengungkapan berbagai aspek ini akan dapat disimpulkan sumber-sumber yang menentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Struktur PDB menurut Sektor Produksi
PDB menurut produksi mencakup 9 sektor yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komonikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa.
Sektor yang memberi kontribusi nilai tambah terbesar dalam PDB adalah sektor industri pengolahan yang porsinya cenderung meningkat hingga mencapai 21,02%, yang diikuti oleh sektor pertanian dan perdagangan sebesar 13,38%, sedangkan sektor yang kontribusinya terkecil adalah sektor pengadaan air  sebesar 0,07%.

Struktur PDB menurut Penggunaan
Komponen penggunaan dalam PDB mencakup konsumsi swasta (baik rumah tangga maupun perusahaan), belanja pemerintah, pembentukan modal tetap domestik, ekspor barang dan jasa, serta pengurangan impor barang dan jasa.

Sektor pengeluaran konsumsi swasta memegang peranan terbesar dalam pertumbuhan PDB yang porsinya mencapai 56,07% dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 5,14%. sedangkan pengeluaran konsumsi LNPRT menempati porsi terkecil hanya sebesar 1,18% dengan pertumbuhan cenderung naik. Ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir (2010-2014) lebih banyak didorong oleh pertumbuhan konsumsi swasta dari pada pembentukan modal domestik (investasi), sedangkan peran pemerintah (terutama yang bersifat stimulus) relatif sangat kecil.

Meningkatnya belanja konsumen (baik rumah tangga maupun perusahaan) biasanya akan diikuti oleh peningkatan permintaan akan produk-produk konsumsi, yang akhirnya akan meningkatkan tingkat produksi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pada akhirnya, perusahaan-perusahaan tersebut harus meningkatkan investasinya guna memenuhi naiknya permintaan dari konsumen.

Mencermati pertumbuhan dan kontribusi belanja konsumsi yang lebih besar daripada pembentukan domestik diatas sulit dipercaya jika investasi yang terbentuk mampu memenuhi permintaan belanja konsumsi yang demikian besar. Sehingga perlu untuk mengungkap lebih jauh perkembangan investasi di Indonesia dalam lima tahun terakhir dan bagaimana aliran neraca pembayaran Indonesia untuk memperlihatkan apakah lebih banyak didorong oleh kekuatan intern perekonomian atau apakah lebih banyak dorongan dari luar negeri.

Struktur Investasi Berdasarkan Sektoral
Perkembangan investasi di Indonesia dapat dilihat dari sumber pembiayaannya, apakah bersumber dari dana dalam negeri (umumnya berasal dari kredit investasi perbankan dan penerbitan surat-surat berharga) atau bersumber dari luar negeri (foreign direct investment).

Sruktur Impor dan Ekspor
Perdagangan internasional merupakan engine of economic growth karena memberikan manfaat yang besar berupa nilai tambah dari keuntungan komparatif perdagangan internasional.
Nilai ekspor Desember 2014 sebesar naik 7,38% jika dibandingkan ekspor November 2014 dan turun 13,83% dibanding ekspor desember 2013. sedangkan nilai impor Desember 2014 naik 2,80% dibanding impor November 2014 dan turun 6,61% jika dibanding impor Desember 2013.

0 komentar:

Posting Komentar