Selasa, 23 Februari 2016

Kiat Meningkatkan Kesuburan Secara Alami

Anda sedang berupaya untuk hamil? Ada lebih banyak cara untuk hamil daripada sekadar berhubungan seks, jadi ketika Anda berencana untuk memiliki momongan pastikan Anda dalam kondisi yang sangat baik. Berikut ini beberapa rahasia meningkatkan kesuburan secara alami untuk membantu memperbesar kemungkinan Anda hamil.

Kurangi Konsumsi Kafein
Sebuah penelitian pada 2011, di British Journal of Pharmacology menemukan bahwa kafein (setara dua cangkir kopi) mengurangi kinerja otot di daerah tuba falopi, yang berfungsi mengangkat ovum dari ovari menuju rahim namun jika Anda merasa Anda tidak bisa memulai hari Anda tanpa secangkir kopi, pastikan Anda hanya mengonsumsi secangkir kopi dalam sehari. Dan ingatlah, bukan hanya kopi yang mengandung kafein, teh dan sejumlah minuman ringan juga mengandung kafein.

Jangan Terlalu Sering Berolahraga
Kita semua tahu olahraga baik untuk tubuh, namun sebuah penelitian yang diterbitkan pada Maret 2012 edisi Fertility and Sterility menemukan bahwa perempuan dengan BMI di bawah 25 (dianggap normal untuk wanita) dan melakukan olahraga berat selama lima jam atau lebih tiap pekan seperti berlari, berenang, dan aerobik memiliki kemungkinan untuk hamil 42 persen lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga sama sekali. Para peneliti meyakini hal ini dikarenakan olahraga yang terlalu berat membuat kelenjar pituitari (sebuah kelenjar yang menghasilkan hormon untuk mengatur fungsi tubuh dengan melepaskan hormon ke dalam aliran darah) Anda menganggap belum waktunya untuk menambah beban tubuh Anda dengan hamil dan menghentikan sinyal yang mendorong untuk terjadinya ovulasi.
 
Pastikan Anda Berolahraga Jika Anda Kelebihan Berat Badan
Penelitian yang sama menunjukkan olahraga yang intensif tidak memiliki dampak terhadap orang dengan kelebihan berat badan, dan malah itu memberikan meningkatkan kemungkinan untuk hamil karena obesitas dan kelebihan berat badan berhubungan dengan tingginya tingkat ketidaksuburan. Kelebihan berat badan berdampak pada kadar gula darah Anda, yang akan berakibat pada meningkatnya kadar hormon insulin di organ pankreas Anda. Hal ini menyebabkan produksi testosteron meningkat dari ovarium dan mengakibatkan menstruasi yang tidak teratur. Perempuan dianjurkan untuk melakukan olahraga ringan selama 30-60 menit per hari (berjalan, bersepeda, yoga) untuk memastikan kehamilan yang sehat.

Berhentilah Merokok
Merokok memiliki dampak yang besar terhadap kemampuan Anda untuk hamil, karena dapat mengurangi kesempatan Anda untuk hamil hingga 40 persen. Sebuah penelitian yang dilakukan Imperial Cancer Research Fund's General Practice Research Group, organisasi yang bermarkas di Oxford, Inggris menemukan bahwa rata-rata, perempuan perokok yang berusaha untuk hamil butuh waktu dua bulan lebih lama untuk hamil daripada perempuan yang tidak merokok. Namun, perempuan yang berhenti merokok setahun sebelum berencana untuk hamil memiliki kemungkinan untuk hamil yang sama besar dengan mereka yang tidak merokok. Jika berhenti merokok secara total tampak mustahil bagi Anda, Anda perlu mengurangi jumlah rokok yang Anda isap.

Lebih Sering Berhubungan Seks
Lebih sering melakukan hubungan seks merupakan suatu keharusan jika Anda ingin memiliki momongan. Banyak pasangan yang cemas akan kehamilan dan berpikir sulitnya memiliki momongan dikarenakan masalah kesuburan, padahal faktanya mereka jarang melakukan hubungan seks. Menurut NHS, sembilan dari 10 pasangan, menunjukkan perempuan di bawah usia 35 tahun akan memiliki kemungkinan untuk hamil setelah satu tahun berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman dan berhubungan seks setiap 48 jam selama masa subur akan meningkatkan kemungkinan untuk hamil. "Hanya saja jangan paksakan untuk melakukan hubungan seks lebih sering karena hal itu akan meningkatkan tingkat stres Anda, tidak baik untuk mencapai kehamilan, dan kemungkinan bahkan menurunkan libido Anda", tutur ahli hubungan suami-istri Dr. Pam Spurr.

Cobalah Akupuntur
Akupuntur telah lama digunakan dalam kebudayaan Timur untuk menangani masalah kesuburan. Akupuntur didasarkan pada prinsip bahwa rasa sakit dan penyakit, merupakan dampak dari energi yang terhambat dan ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan dan memicu respons penyembuhan alami oleh tubuh. Menurut sebuah penelitian University of Maryland yang melibatkan 1.366 perempuan, akupuntur meningkatkan kemungkinan untuk hamil hingga 65 persen bagi perempuan yang menjalani pembuahan menggunakan IVF. Akupuntur juga diyakini mampu mengatasi dampak ovarium polikistik, endometrosis, dan mengatur sirkulasi menstruasi.

Cobalah Obat Herbal
Meskipun tidak banyak penelitian mengenai hal ini, ada sejumlah penelitian yang menunjukkan ramuan herbal dapat meningkatkan kesuburan - khususnya herbal yang disebut chasteberry (yang diyakini mampu memperbaiki ovulasi dan ketidakseimbangan hormon). Dalam penelitian tersebut (diterbitkan dalam Journal of Reproductive Medicine), sepertiga dari 15 perempuan yang mengonsumsi ramuan herbal hamil setelah lima bulan, sementara tidak satu pun perempuan yang mengonsumsi placebo hamil. Hal yang perlu diingat: sejumlah ramuan herbal yang diyakini mampu meningkatkan kesuburan memiliki risiko terhadap janin Anda ketika Anda sudah hamil, jadi berkonsultasilah dengan dokter sebelum mencoba pengobatan herbal, khususnya jika Anda mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. Jika Anda sedang mengonsumsi obat peningkat kesuburan dari dokter, disarankan untuk tidak mengonsumsi ramuan herbal secara bersamaan.

(Sumber: u.msn.com)

Hmmm..Tidur Tanpa Bantal Lebih Sehat?

Menggunakan bantal untuk menopang kepala saat tidur pasti terasa nyaman bagi banyak orang. Orang yang tidur dengan posisi bantal yang benar, kesehatan tulang belakang Anda juga terjaga. Namun, tahukah Anda ternyata jika tidur tanpa bantal jauh lebih sehat? Coba simak ulasan berikut.

Dilansir Bold Sky,  keuntungan tidur tanpa bantal di antaranya mencegah sakit leher.  Tidur tanpa bantal membantu sirkulasi darah di sekitar leher. Karena itu, rasa sakit maupun nyeri yang sering muncul saat tidur di bagian tubuh di sekitar leher bisa hilang.

Kemudian, tidur tanpa bantal juga bisa mengurangi keriput. Saat tidur di malam hari, Anda memiliki kecenderungan untuk membenamkan wajah ke bantal. Kebiasaan ini ternyata menjadi penyebab utama dari keriput.

Untuk mencegah keriput muncul pada wajah sebelum waktunya, tidurlah tanpa bantal. Dengan tidur tanpa bantal Anda cenderung mendapatkan tidur yang lebih santai, sehingga membuat tidur berkualitas.

Bagi Anda yang ingin mencoba tidur tanpa bantal, Anda disarankan untuk membiasakan diri terlebih dahulu. Tentu tak mudah pada awalnya karena ada perasaan yang tak nyaman. Gunakan handuk lipat sebagai ganti bantal pada pekan pertama.

Ke dua, kurangi terus jumlah lipatan di handuk tersebut hingga akhirnya sama rata dengan tinggi kasur. Terakhir, beradaptasi dengan peregangan leher dan punggung, sehingga saat perlahan rasa tidak nyaman menghilang denagn sendirinya dan manfaat kesehatan akan datang.

(Sumber: u.msn.com)

Rabu, 03 Februari 2016

Administrasi Farmasi

Pengertian Administrasi Farmasi
Dilihat dari asal katanya (etimologi), kata administrasi dalam bahasa Inggris Administration, berasal dari kata Administrare (bahasa Latin) yaitu suatu kata kerja yang berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Sering pula diartikan “ad” yaitu intensitif dan ministrare yang berarti melayani. Jadi, administrasi berarti melayani secara intensif.
Harga Jual Dan Harga Beli
Harga jual merupakan jumlah tertentu yang dibayarkan oleh konsumen terhadap barang atau jasa yang diterima. Harga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang yang ditagih untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai ditukarkan konsumen untuk manfaat memiliki  atau menggunakan barang atau jasa  yang diperlukan itu. Harga atau tariff adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Harga adalah nilai suatu barang dan jasa diukur dengan jumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau pengusaha bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

Harga Eceran Tertinggi (HET)
HET  adalah singkatan dari kata Harga Eceran Tertinggi. Istilah harga eceran tertinggi apabila disingkat menjadi HET. Akronim HET (harga eceran tertinggi) merupakan singkatan/akronim resmi dalam Bahasa Indonesia

Farmakologi "Ilmu Khasiat Obat"

Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisiknya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organism hidup. Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu :

Penggolongan Ilmu Khasiat Obat
1. Farmakognosi
Mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari mineral dan hewan. Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranan sebagai sumber untuk obat-obatan baru berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto = tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkas),ekstra Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi) .

2. Biofarmasi
Meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diesorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biogical availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic equivalence). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.

3. Farmakodinamika
 Mempelajari kegiatan obat terhadap organism hidup terutama cara mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.

4. Toksikologi
Adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok famakodinamika, karena efek terapi obat berhubungan erat dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organism . (“Sola dosis facit venenum” : hanya dosis membuat racun racun, Paracelsus).

5.Farmakoterapi
Mempelajari penggukaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat-zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.

Absorpsi  dan Jenis Sediaan
Jenis sediaan obat mempengaruhi proses absopsinya. Untuk jenis sediaan obat seperti tablet, proses absopsi dimulai dari di lambung, karena disini tablet akan dilarutkan yang memudahkan zat-zat didalamnya terserap kedalam pembulu darah. Ada beberapa obat yang dirancang untuk tidak terlarut sepenuhnya di dalam lambung, tapi terlarut perlahan-lahan di dalam saluran pencernaan. Ini bertujuan apabila efek obat dibutuhkan berlangsung dalam durasi yang lebih lama.

Obat-obatan injeksi, absorpsi berlangsung sangat cepat, karena zat aktif langsung disuntikan ke dalam pembulu darah. Ketersediaan hayati ( jumlah zat aktif obat di dalam tubuh ) bias mendekati 100% karena obat tidak melalui proses pencernaan yang dapat mengurangi ketersediaan hayati obat.

Jenis sediaan yang diberikan secara sublingual ( dibawah lidah ) diabsorpsi langsung di rongga mulut. Biasanya obat yang dibuat dalam bentuk sediaan seperti ini dapat diserap secara cepat tetapi obat yang dimasukkan ke dalam tubuh dan diserap ke dalam pembuluh darah akan diedarkan ke seluruh tubuh. Beberapa jenis sediaan dirancang untuk hanya diserap langsung di target penyembuhan. Obat luar adalah jenis sediaan yang di rancang untuk proses seperti ini. Contohnya salep yang langsung digunakan di kulit yang memerlukan pengobatan.

Absorpsi dan Penggunaan Obat
Penyerapan obat berpengaruh sangat penting terhadap efektivitas pengobatan. Oleh sebab itu pasien selalu memahami cara penggunaan obat yang ia terima. Tanyakan kepada apoteker di apotek untuk mengetahui cara penggunaan obat secara baik dan benar.

Bagi tubuh manusia, secara umum, tubuh adalah senyawa asing dan senyawa asing biasanya mempunyai efek yang merugikan, sehingga muncul pemahaman bahwa “obat adalah racun dalam dosis yang tidak merugikan.” Oleh sebab itu, setelah obat memberikan efek yang menguntungkan (efek terapi), obat harus diolah dan selanjutnya dibuang oleh tubuh.

Lalu bagaimana tubuh memproses dan membuang senyawa obat yang ada di dalam tubuh. Dalam ilmu farmakologi, proses-proses yang berhubungan dengan pemrosesan dan pembuangan senyawa obat disebut metabolisme dan ekskresi obat.

Metabolisme Obat
Metabolisme adalah modifikasi biokimia dari senyawa obat oleh makhluk hidup, seringkali melalui sestem-sistem enzimatik khusus. Metabolisme obat seringkali merubah senyawa kimia yang lipofil menjadi produk kimia yang lebih mudah dibuang. Laju proses metabolism ini penting untuk menentukan durasi dan intensitas aksi obat di dalam tubuh. Organ yang penting dalam proses metabolisme adalah hati.

Ekskresi Obat
Proses ekskresi adalah proses yang sangat penting bagi makhluk hidup. Eksresi adalah suatu proses dimana sisa produk sisa metabolisme dan materi tidak berguna lainnya dikeluarkan dari suatu organism. Setelah melalui proses metabolisme, obat termasuk keladam produk  sisa dan berbahaya apabila terus menerus ada di dalam tubuh, oleh sebab itu harus dibuang melalui proses eksresi.

Setelah senyawa obat memasuki system sirkulasi melalui absorpsi atrau injeksi, senyawa tersebut didistribusikan ke seluruh tubuh. Distribusi obat adalah proses-proses yang berhubungan dengan transfer senyawa obat dari satu lokasi ke lokasi lain dalam tubuh.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses distribusi, antara lain :
1. Permeabilitas antar jaringan, terutama antara jaringan dan darah
2. Alirah darah
3. Tingkat perfusi jaringan
4. Kemampuan senyawa obat untuk membentuk ikatan dengan protein plasma

Karena proses distribusi obat sangat mempengaruhi transfer senyawa obat ke lokasi-lokasi pengobatan yang diharapkan, berbagai cara ditempuh dalam pembuatan obat dan jenis sediaannya untuk meningkatkan efektivitas distribusi obat.

Ada beberapa hal yang diperhatikan saat merancang sediaan obat yang hubungannya dengan distrbusi obat. Misalnya pada penggunaan obat ibu hamil. Apabila melalui uji klinis terlihat bahwa senyawa obat dapat melintasi plasenta dan senyawa tersebut berbahaya bagi janin, maka obat tidak boleh di konsumsi oleh ibu hamil. Membran otak juga adalah salah satu jaringan yang dihindari pada proses distribusi obat. Sedikit perubahan struktur pada senyawa obat dapat memodifikasi pola distribusi sehingga obat tidak ditransfer melaluui membran otak.

Obat mencapai lokasi-lokasi target pengobatan di dalam tubuh, obat yang kita konsumsi terlebih dahulu melalui proses penyerapan ke dalam tubuh (absorpsi). Melalui proses penyerapan, zat-zat di  dalam obat masuk ke dalam tubuh untuk selanjutnya disebarkan ke seluruh tubuh.

Pengertian dan Penggolongan Obat

Pengertian Obat Secara Khusus
1. Obat Jadi
Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.Obat Paten       
Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.

3. Obat Baru
Yakni obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai yang berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.

4. Obat Asli
Yakni obat yang didapat langsung dari bahan- bahan alamiah Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.

5.Obat Esensial
Adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan oleh Menteri  Kesehatan

6.Obat Generik
Adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungannya.

Pengolongan Obat
Macam-macam penggolongan obat :
a. Menurut kegunaannya obat dapat dibagi   :
  a) Untuk menyembuhkan (therapeutic)
  b) Untuk mencegah (prophylactic)
  c) Untuk diagnose (diagnostic)

b. Menurut cara penggunaan obat dapat dibagi :
  a) Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam), adalah obat yang digunakan melalui organ dan diberi tanda etiket putih.
  b) Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar), adalah obat yang cara penggunaannya selain melalui oral dan diberi tanda etiket biru. Contohnya implantasi, injek, topical, membrane mucosal, rectal, vaginal, nasal, opthal, aurical, collution/gargarisma.

c. Menurut cara kerjanya obat dapat dibagi :
  a) Local, adalah obat yang bekerjanya pada jaringan setempat, seperti obat-obat yang digunakan secara topical pemakaian topical. Contohnya salep, liniment dan cream
  b) Sistemis, adalah obat yang didistribusikan keseluruh tubuh. Contohnya tablet, kapsul, obat minum dan lain-lain.

d. Menurut undang-undang kesehatan obat digolongkan dalam :
  a) Obat narkotik ( Obat bius), merupakan obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan dan dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan.
  b) Obat Psikotropika (Obat berbahaya), obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang dan menegangkan, mengubah pikiran/perasaan/kelakuan orang.
  c) Obat keras adalah semua obat yang :
      · Mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam daftar obat keras.
    · Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
  d) Obat Bebas Terbatas  adalah obat keras yang diserahkan tanpa resep dokter dalam penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda peringatan (P1 s/d P6)
  e) Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas, dan tidak membahayakan bagi si pemakai dan diberi tanda lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

(Sumber: kolongwae.blogspot.com)

Pengertian Dan Penyimpanan Resep

Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita. Resep disebut juga formulae medicae, terdiri dari formulae officinalis (yaitu resep yang tercantum dalam bukku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar) dan formulae magistrasi (yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar) dan formulae magistralis (yaitu resep yang ditulis oleh dokter).

Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambilah). Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam bahasa Latin. Suatu resep yang lengkap harus memuat :
  • Nama, alamat dan nomer izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan
  • Tanggal penulisan resep, nama setian obat atau komposisi obat
  • Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
  • Tanda tangan atau paragraph dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/ pemilik hewan
  • Tanda seru dan paragraph dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
Yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi (terbatas pada pengobatan gigi dan mulut) , dokter hewan ( terbatas pada pengobatan hewan). Dokter gigi diberi izin menulis resep dari segala macam obat  untuk pemakaian obat melalui mulut, injeksi (parentral) atau cara pemakaian lainnya, khususnya untuk mengobati penyakit gigi dan mulut. Sedangkan pada prmbiusan secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi (S.E.) Depkes No.19/Ph/62 Mei 1962. Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita, penderita sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).

Penyimpanan Resep
Apoteker Pengelola Apotek mengatur resep yang telah dikerjakan menurut urutan tanggal dan nomer urut penerimaan resep. Resep harus disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun. Resep yang mengandung narkotika harus di pisahkan dari resep yang lainnya. Resep yang disimpan melebihi jangka 3 tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dapat dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh Apoteker Pengelola Apotik bersama-sama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotik. Pada pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, rangkap 4 dan ditanda tangani oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotik.

Obat ialah semua bahan tunggal/campuran yang digunakan oleh semua mahluk untuk bagian dalam maupun maupun luar, guna mencegah meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Menurut undang-undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menerapkan diagnose, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan manusia.

(Sumber: kolongwae.blogspot.com)

Farmasetika "Ilmu Resep"

Pengertian Farmasetika
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat; meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat-obatan; seni peracikan obat; serta pembuatan sediaan farmasi; menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat; serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien.

Setiap mahasiswa yang mengggeluti bidang farmasi diwajibkan mempelajari dan mendalami ilmu farmasetika. Karena didalam ilmu farmasetika, kita mempelajari dasar-dasar farmasi. Kita dianjurkan mempelajari tentang sejarah farmasi, sediaan-sediaan farmasi, singkatan-singkatan dalam farmasi, penulisan resep dan lain-lain.

Ilmu Resep
Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.

Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Berdasarkan ruang lingkupnya, dunia farmasi memiliki cakupan yang sangat luas, oleh karena itu ilmu resep tidak dapat berdiri sendiri dari cabang ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi, dan farmakologi.

Pada waktu seseorang mulai terjun masuk ke dalam pendidikan kefarmasian, berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal :

1. Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu.
2. Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat.
3. Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan.

Sejarah Kefarmasian
Ilmu resep telah ada semenjak timbulnya penyakit. Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradapan dan mulai terjadinya penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untukmelakukan usaha pencegahan terhadap penyakit. Orang-orang yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran :

a. Hipocrates (460 – 370), memperkenalkan dunia farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Disebut sebagai Bapak Ilmu   Kedokteran.
b. Dioscorides, orang pertama yang menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, karyanya “De Materia Medika”.
c. Galen (130 – 200 SM) memperkenalkan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yang disebut Farmasi Galenik.
d. Philipus Aureulus Theopratus Bombatus van Holhenheim (1493 – 1541 SM) disebut Paracelsus, mempengaruhi perubahan farmasi , menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,maka ilmu farmasi pun mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan,misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika, dan kimia farmasi.

Sebagai buku panduan bagi farmasis, setiap negara memiliki buku farmakope yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
  • Farmakope Indonesia milik negara Indonesia
  • United State Pharmakope (USP) milik Amerika
  • British Pharmakope (BP) milik Inggris
  • Nederlands Pharmakope milik Belanda
  • Farmakope Internasional milik WHO
Di Indonesia sebelum mempunyai farmakope, yang berlaku adalah Farmakope Belanda Baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan Farmakope Indonesia edisi I.

Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan :
  • Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit 20 Mei 1962
  • Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit 20 Mei 1965
  • Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
  • Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
  • Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
  • Formularium Nasional terbit 12 November 1978
  • Farmakope Indonesia edisi III terbit 9 Oktober 1979
  • Farmakope Indonesia edisi IV terbit 5 Desember 1995

Farmakope
Farmakope merupakan buku yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Judul tersebut dapat disingkat menjadi FI. Jika tidak ada keterangan lain, selama periode berlakunya maka yang dimaksudkan adalah FI IV dan semua suplemennya.

Bahan dan Proses
Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang memenuhi persyaratan dalam monografi Famakope untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang monografinya tersedia dalam Farmakope.

Bahan resmi harus dibuat sesuai denganprinsip-prinsip cara pembuatan yang baik dan dari bahan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, untuk menjamin agar bahan yang dihasilkan memenuhi semua persayaratan yang tertera pada monografi Farmakope.

Apabila mongrafi suatu bahan sediaan memerlukan bahan yang jumlahnya dinyatakan sebagai zat yang telah dikeringkan, bahan terseut tidak perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum diunakan, asalkan adanya air atau bahan yang mudah menguap diperkenankan dalam jumlah yang ditetapkan.

Bahan Tambahan
Bahan resmi yang dibedakan dari sediaan resmi, tidak boleh mengandung bahan yang ditambahkan, kecuali secara khusus diperkenankan dalam monografi.

Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau ketentuan umum, bahan-bahan yang diperlukan seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, dan pembawa dapat ditambahkan ke dalam sediaan resmi untuk meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan maupun untuk memudahkan pembuatan.

Bahan tambahan yang dianggap tidak sesuai dan dilarang digunakan, kecuali :

a. Bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.
b. Tidak melebihi jumlah minimal yang diperlukan untuk memberikan efek yang diharapkan.
c. Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi
d. Tidak menganggu dalam pengujian dan penetapan kadar.

Istilah dalam Resep
1. Tangas Uap
Jika dinyatakan penggunaan tangas uap, yang dimaksud adalah tangas dengan uap panas mengalir. Dapat juga pemans lain yang dapat diatur, hingga suhunya sama dengan uap panas mengalir.

2. Tangas Air
Jika dinyatakan penggunaan tangas air, tanpa menyebutkan suhu tertentu yang dimaksudkan adalah tangas air yang mendidih kuat.

3. Larutan
Pernyataan (1 dalam 10 ) mempunyai arti 1 bagian volume cairan atau 1 bagian bobot zat padat diencerkan dengan atau dilarutkan dalam pengencer atau pelarut secukupnya hingga volume akhir 10 bagian volume.

4. Kelarutan
Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope dinyatakan dengan istilah sebagai berikut :











5. Suhu Penyimpanan
Dingin : suhu tidak lebih dari 8oC; lemari pendingin memiliki suhu 2C dan 8C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu – 20C dan – 10C
Sejuk :suhu antara 8C dan 15C

Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar erkendali adalah suhu yang diatur antara 15C dan 30C

Hangat : suhu antara 30C dan 40C

Panas berlebih : suhu diatas 40C

6. Persen
  • Persen bobot per bobot (b/b), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran
  • Persen bobot per volume (b/v), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan
  • Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan
7. Daluarsa
Waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih memenuhi syarat baku. Daluarsa dinyatakan dalam bulan dan tahun, harus ercantum dalam etiket.


(Sumber: https://caspace.wordpress.com/)